Klikdokter - Omega 3 merupakan zat yang mengandung EPA dan DHA sebagai pencegah terjadinya pembentukan plak pada pembuluh darah (aterosklerosis) serta bermanfaat menjaga kesehatan otak.
Oleh sebab itu, omega-3 cukup efektif dalam mencegah penyakit jantung, stroke, dan alzheimer (pikun).
Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter, sampai saat ini memang belum ada kesepakatan mengenai dosis harian omega-3.
Beberapa organisasi kesehatan merekomendasikan 250 hingga 500mg EPA dan DHA untuk orang dewasa.
“AHA (American Heart Association) merekomendasikan 1000mg EPA dan DHA untuk mereka yang memiliki penyakit jantung koroner, dan 2000-3000mg untuk mereka dengan kadar trigliserida yang tinggi,” ujarnya.
Dilansir dari TIME, omega-3 adalah suplemen yang paling populer di Amerika.
Berdasarkan data yang dikeluarkan National Institutes of Health, 8 persen orang dewasa atau sekitar 19 juta orang mengonsumsi sejenis suplemen asam lemak omega-3.
Ada alasan mengapa kapsul minyak ikan dan suplemen omega-3 lainnya sangat populer.
Simon Dyall, peneliti dari Bournemouth University di Inggris menyebut bahwa asam lemak omega-3 memberikan manfaat yang signifikan buat otak.
Manfaat omega-3 untuk otak Dyall berujar bahwa omega-3 terlibat dalam banyak proses pembentukan otak secara fundamental.
Kandungan tersebut mampu memengaruhi ekspresi gen, stres oksidatif, aliran darah, tingkat neurotransmiter, dan proses terkait otak lainnya seperti produksi neuron baru.
“DHA adalah blok bangunan penting dari membran sel otak. Jadi pada tingkat molekuler, otak tanpa asam lemak omega-3 bagaikan rumah pondasi yang kuat,” kata Dyall.
Sementara itu, Aron Barbey selaku peneliti dari Illinois University mengungkapkan bahwa omega-3 mungkin memiliki efek yang menguntungkan pada otak, meski bukti keberadaannya pada asupan makanan dan suplemen meski dikaji lebih lanjut.
Penelitian Barbey telah menghubungkan kadar omega-3 darah tinggi dengan peningkatan fungsi kognitif dan juga peningkatan volume pada struktur otak tertentu.
Tapi Barbey mengatakan, temuan ini sangat korelasional, dalam arti masih mencari suplemen dan makanan apa yang benar-benar memengaruhi hal tersebut.
“Kami belum melakukan jenis uji coba terkontrol secara acak yang membuktikan bahwa diet omega-3 mampu menyebabkan perubahan positif terhadap cara otak seseorang beroperasi selama berabad-abad ke belakang,” katanya.
Penelitian lebih lanjut tentang omega-3 Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa konsumsi suplemen harian yang mengandung 500 mg DHA dan 200 mg EPA tidak secara signifikan mengubah fungsi kognitif dibandingkan dengan plasebo.
Ada pula studi lainnya yang menunjukkan bahwa orang dewasa setengah baya dengan tingkat omega-3 yang rendah tidak memiliki peningkatan yang signifikan setelah diberi suplemen selama kurang lebih 18 minggu.
"Keterbatasan kami terjadi karena penelitian hanya dilakukan selama empat bulan. Bisa jadi omega-3 membutuhkan waktu lebih lama dari empat minggu untuk masuk ke sel otak, atau bisa lebih dari efek seumur hidup, dimana asupan asam lemak omega-3 selama usia 20-an memengaruhi kesehatan otak di usia 30-an atau 40-an,” kata Matthew Muldoon, peneliti dari University of Pittsburgh.
Lalu apa sumber alami omega-3?
Berdasarkan rekomendasi dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter, Anda dapat mencoba daftar makanan berikut:
- Makanan laut
- Kacang-kacangan
- Biji-bijian
- Sayuran
- Produk susu dan telur
- Minyak
Kandungan omega-3 nyatanya mampu memberi manfaat yang signifikan untuk kesehatan otak, meski keberadaannya pada sumber makanan dan suplemen tengah dikaji lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar