Detik - Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 dikenal sangat baik menjaga kesehatan jantung.
Ternyata juga dapat membantu menjaga kualitas tidur.
Saat bangun tidur tubuh lebih segar dan daya konsentrasi lebih baik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang diberikan suplemen harian omega 3 memiliki hampir satu jam atau sekitar 58 menit lebih banyak tidur dan dalam tujuh hari bangun lebih sedikit per malam.
Dibandingkan dengan anak yang diberikan plasebo yaitu berisi suplemen jagung dan kedelai.
Seperti diberitakan Science Daily (10/03/2014), temuan ini diterbitkan oleh Journal of Sleep Research.
Dalam penelitian yang dilakukan dalam dua tahapan ini melihat kualitas tidur pada 362 anak-anak sekolah di Inggris yang berusia 7 sampai 9 tahun yang sehat.
Untuk melihat kaitannya dengan tingkat omega 3 dan omega 6 rantai panjang asam lemak tak jenuh ganda (LC-PUFA) yang ditemukan dalam sampel darah fingerstick.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk hubungan antara kurangnya tidur dan rendahnya omega 3 LC PUFA pada anak-anak dan orang dewasa dengan sulitnya belajar.
Namun, ini merupakan studi pertama untuk menyelediki kemungkinan kaitan antara tidur dan status asam lemak pada anak-anak yang sehat.
Pada awal penelitian, orang tua dan wali diminta untuk menilai kebiasaan tidur anak mereka selama seminggu.
Dalam pemgisian kuesioner tersebut sekitar 40 persen anak-anak memiliki masalah tidur seperti resistensi dengan waktu tidur, kecemasan tentang tidur dan seringnya bangun saat tidur malam hari.
Studi ini menemukan bahwa tingkat darah yang lebih tinggi dari rantai panjang omega 3 DHA (yaitu asam lemak omega 3 yang ditemukan dalam otak) secara signifikan berhubungan dengan tidur yang lebih baik, terutama resistensi tidur yang kurang, parasomnia dan gangguan tidur secara keseluruhan.
"Untuk menemukan masalah tidur pada tingkat klinis, empat dari sepuluh sampel populasi umum ini merupakan penyebab keprihatinan.
Berbagai zat yang dibuat dalam tubuh dari omega 3 dan asam lemak omega 6 telah lama dikenal untuk memainkan peran kunci dalam regulasi tidur," tutur Profesor Paul Montgomery dari Oxford University selaku peneliti utama.
"Sebagai contoh, rasio yang lebih rendah dari DHA telah dikaitkan dengan rendahnya masalah tingkat melatonin dan masalah tidur yang lebih besar pada anak-anak dengan tingkat DHA yang rendah dalam darah mereka," tegas Montgomery.
Wakil peneliti Dr. Alex Richardson dari University Oxford mengatakan pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kadar omega 3 DHA dalam sampel populasi umum dari anak usia 7 sampai 9 tahun yang mengkhawatirkan, rendah secara keseluruhan.
Hal ini bisa langsung berhubungan dengan perilaku dan pembelajaran anak-anak.
Kurangnya frekuensi tidur juga dapat menjadi alasan mengapa anak kurang berkonsentrasi.
Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan mengingat jumlah anak-anak yang terlibat dalam studi percontohan jumlahnya sedikit.
Penelitian yang lebih besar dengan menggunakan langkah-langkah tidur yang objektif, Seperti actigraphy lebih lanjut menggunakan sensor pergelangan tangan, hasilnya dapat dijamin keakuratannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar