Omega 3 Ternyata Sangat Vital Dalam Produksi Sperma


TEMPO.CO , Illinois - Penelitian terbaru menemukan asam lemak yang ditemukan pada ikan sangat penting untuk mengubah kelainan sperma dari semula berkepala bulat menjadi sperma perenang unggul dengan kepala berbentuk kerucut.

Kepala sperma juga dikemas dengan protein penembus sel telur.

Asam lemak itu bernama Docosahexnoic, biasa disebut DHA, adalah asam lemak omega-3 yang berperan penting dalam perkembangan mata dan otak.

Penelitian terbaru pada tikus telah membuktikan bahwa DHA juga mempengaruhi tingkat kesuburan pria.

dr Manambu TAkamura
"Kandungan DHA tertinggi ada dalam testis dan otak. Tapi sampai sekarang belum diketahui dengan baik apa yang dilakukan DHA pada keduanya," kata Manabu Nakamura, peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign, seperti dikutip LiveScience

Penelitian diterbitkan dalam jurnal Biology of Reproduction. 

Ia mengatakan tiga tahun lalu para peneliti menciptakan tikus knockout yang tidak mampu membuat DHA sendiri.

Mereka mempelajari bagaimana DHA sangat penting untuk pembentukan sperma.

"Saya dan rekan-rekan tahu mengapa DHA sangat penting untuk sperma yang sehat," kata dia.

Seperti asam omega-3 lainnya, DHA banyak ditemukan dalam ikan, terutama ikan perairan laut dingin, juga pada ganggang hijau.

Bagi calon bapak yang tidak gemar menyantap ikan, makanan laut dan ganggang hijau tidak menjadi satu-satunya sumber DHA.

Tubuh manusia dapat membentuk DHA dari asam lemak omega-3 lainnya.

Dalam penelitian sebelumnya, Nakamura dan rekan-rekannya mempelajari tikus yang tidak memiliki enzim pembuat DHA.

Dari penelitian itu mereka menemukan jika tikus juga tidak mendapat asupan DHA dari makanan, pejantannya akan mandul (infertil).

"Kesuburan akan kembali jika mereka diberi makanan yang mengandung DHA," kata dia.

Menyusul temuan ini tim peneliti mempelajari perkembangan sperma tikus dalam kondisi kekurangan DHA.

Menurut analisis mereka, DHA berperan penting dalam pembentukan akrosom pada ujung kepala sperma.

Akrosom adalah struktur runcing mengandung enzim yang membantu sperma menembus dinding luar sel telur, sehingga memungkinkan sperma membuahi sel telur.

"Akrosom pada pada tudung kepala sperma memiliki ukuran besar, semacam kantong besar berisi banyak enzim," kata Nakamura.

"Ketika sperma bertemu sel telur, akrosom berfungsi mendobrak dan melepaskan enzim untuk membantu sperma menembus sel telur."

Akrosom terbentuk saat gelembung-gelembung membran berukuran kecil, disebut vesikel, menyatu di dalam sel calon sperma.

Vesikel-vesikel ini menahan enzim yang diperlukan sperma untuk menembus dan membuahi sel telur.

Gabungan vesikel membentuk sebuah membran di bagian depan sperma, mirip topi dan disebut akrosom.

Tanpa DHA, pembentukan membran tidak dapat terjadi. 

Jika vesikel-vesikel tidak menyatu, pembentukan akrosom gagal dan menghentikan pematangan sperma.

Pada titik ini para peneliti hanya melihat sperma dengan kepala bulat, bukan berbentuk kerucut seperti layaknya sperma yang sehat.

Nakamura mengatakan kekurangan DHA pada manusia dan mamalia lainnya sebenarnya tidak lazim.

Sebab, manusia dan mamalia mampu membuat DHA sendiri dari asam lemak lain.

Namun kerusakan enzim pembentuk DHA bisa menyebabkan masalah kemandulan.

Darah dengan kandungan DHA rendah berpengaruh terhadap menurunnya tingkat kesuburan.

Asupan makanan kaya DHA bisa menyelesaikan masalah ketidaksuburan ini.

"Selama sistem di dalam tubuh bekerja baik, manusia dapat membuat cukup DHA dalam tubuh mereka asalkan memiliki prekursor," kata Nakamura.

"Tapi beberapa kelompok orang mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk mensintesis DHA, sehingga dapat dibantu lewat makanan." 

Dalam jangka panjang akrosom bisa menjadi target untuk pil KB laki-laki jika pembentukannya dapat dinyalakan atau dihentikan.

"Namun para peneliti belum mempelajari hal ini," ujar dia.

Para peneliti masih mencari ke bagian lain tubuh untuk melihat bagaimana kekurangan DHA mempengaruhi otak dan fungsi mata.

"Cara kerjanya sangat mirip, dengan memfasilitasi penyatuan vesikel di bagian lain dari tubuh," kata Nakamura.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar